Kini aku mengerti, arti sebuah bahagia. Satu ditambah satu sama dengan tiga Satu kebaikan, tidak lah menjadi rugi, jiga ditambah s...

Belajar Berhitung


Kini aku mengerti, arti sebuah bahagia.
Satu ditambah satu sama dengan tiga

Satu kebaikan, tidak lah menjadi rugi,
jiga ditambah satu kebaikan.
Agar kebaikan yang diberikan pada satu hal,
jumlahnya kini menjadi tiga.

Richard Stevanus Sitio

Subuh waktu terbaik untuk berkelana, bersama restu adzan langkah kan dituntun. Hidup pada dasarnya berdiri pada titik perlawanan,...

Titik Cahaya

Subuh waktu terbaik untuk berkelana,
bersama restu adzan langkah kan dituntun.
Hidup pada dasarnya berdiri pada titik perlawanan,
‘tuk menaklukkan kabut resah milik setiap orang

Sampaikan pada Mama, aku terkungkung oleh ketabahan.
Terlahir dengan pikiran liar, kini aku benar  merasa tertinggal.
Miskin hanyalah sebuah langkah awal, sebagai pengingat darimana aku berasal.
Bukanlah menjadi jawaban akan ketidakmampuan yang selalu ditakutkan.
Aku memilih melawan bukan untuk kalah,
bersama Bapa Kami dan Salam Maria dikasur dimana tubuhnya kini lemah.

Sampaikan pada Papa, mendengarlah meski semakin tua.
Barangsiapa mampu banyak berkata, bersama keangkuhan yang terus dibawanya.
Nasehat-nasehat bijaksana adalah produk kadaluarsa,
untuk usia muda yang terus maju menelusuri hidupnya.
Aku akan terus menulis riwayat hidup,
tentang sudut pandang berbeda ketika kami berbicara dunia.

Begitulah pria muda terus mengejar mimpinya,
mengikis segala kegelisahan akan perasaan mampu yang ditanggung,
sebelum akhirnya ia hidup sebentar lalu mati menyesal.
(Richard Stevanus Sitio)

Hujan turun ke bumi, bukan tuk buat bersedih. Katak riang gembira, bernyanyi dalam syukurnya. Sedang gadis mungil berlari basah, ...

Sesuatu Yang Menakjubkan

Hujan turun ke bumi, bukan tuk buat bersedih.
Katak riang gembira, bernyanyi dalam syukurnya.
Sedang gadis mungil berlari basah, hirup semerbak aroma tanah.
Jangan tunggu pelangi terlukis, awan kini ajak menari.

Serbuk cinta rumput tanah bersemi pada putik senja
Menerka tumbuh ilalang, bunga, dan batang kayu
Tanam akar menembus selimut kalut muda, menampik badai
Semerbak luas hutan bersanding dalam dekap cakrawala

Suara burung dipagi hari, berkicau sorai temani pendar mentari
Menyusup kelarai-kelarai dinding, menyapu bagai belaian istri.
Hati nun penuh hangat kan sapa pukul sembilan, terlahir liar.
Bersimpuh pada sang pencipta, kan kekal kan damai kan doa.

Diwaktu-waktu  serempak orang berkasih.
Tentramkan diri, tentramkan semesta, mesra bersatu
Hiduplah dalam bahagia, berilah hidup bahagia
Lahirkan kebaikan dan cinta dari jemari merekah, tanganmu
(Richard Stevanus Sitio)

I. Aku hanya berpura-pura saja, membaca buku yang barang tentu engkau tahu apa judulnya,   sebab cinta kita adalah kisahn...

Romantika


I.

Aku hanya berpura-pura saja,

membaca buku yang barang tentu engkau tahu apa judulnya,  

sebab cinta kita adalah kisahnya.

Kopiku tersaji panas,

engkau bertanya tentang gula,

barang tentu engkau tahu siapa pemanisnya.



II.

Kita hadir dalam pesta yang hingar bingar.

Band memainkan musik rock’n roll ,

memaksa ‘tuk melantai.

Semua rapi kenakan setelan jas,

sedang kita acid wash delapan puluhan.

"c'est la vie"  sosok dan gestur kita menyita atensi.
(Richard Stevanus Sitio)

Angkutan kota melaju dalam padatnya peradaban, pacu kecepatan tinggi menyalip zigzag. Klakson nyaring menerjang ta bu kehidupa...

Angkutan Kota


Angkutan kota melaju dalam padatnya peradaban,

pacu kecepatan tinggi menyalip zigzag.

Klakson nyaring menerjang tabu kehidupan,

sedikit nyali lebih ‘tuk perpanjang kontrak dunia.



Bocah  menolak mengerjapkan mata dikursi belakang.

Tubuhnya berguncang mengikuti gerak kemudi .

Kini berpindah dari mimpi kemimpi, bebas memilih.

Bersama petang yang bergulir gantikan sore.

Ia ingin sekali menari ditanah lapang,

tergelincir dalam lumpur, tertawa bersama sahabat.



Disamping pintu, buruh wanita ikut terlelap.

Terbalut seragam, terbalut dua belas jam.

Dimanja angin mulutnya menganga, menitip lelah.

Sedang penumpang disebelah geli tertawa.

Ia tak peduli, ia sedang piknik bersama suami dan anak tercinta.

Kenakan kain terbaik sekali saja, mereka keluarga mereka bahagia.



Bergerak angkutan kota meraung aspal jalan,

terus berpacu dahului roda-roda didepan.

Biarkan mereka menikmati sedikit lebih lama.

Mimpi yang mungkin tak terbeli ketika bangun nanti.
(Richard Stevanus Sitio)

Diberdayakan oleh Blogger.